Kamis, 25 Desember 2014

Birthday 20th

Diposting oleh ayuandita di 07.53 6 komentar
Allhamdulilah, tak lupa memanjatka puji dan syukur kepada Tuhanku.
saat ini aku memasuki usia baru.
genap 20 tahun.
sudah berkepala dua. tanggung jawab nambah. 
akhirnya fase menuju dewasa yang sebenarnya. semoga perubahan tak hanya dimulut saja.
spesial thanks :
untuk kedua orangtuaku yang tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. bahkan terimakasih pun mungkin belum cukup. untuk semua do'a-do'a kalian, cinta dan kasih sayang kalian, perhatian, dan semua yang sudah kalian lakukan untuk membesarkan anak sebandel aku. hehe Trimakasih bapak dan mamak ku! anakmu yang bandel ini mencintaimu.
untuk abang, adek, dan sodara-sodaraku. sudah menemani hidupku hingga aku masuk pada usia baru. banyak memberi semangat dan nasihat. menjadi bagian terpenting dalam hidup. tanpa kalian, sodara kalian ini bukanlah apa-apa.
untuk ranggah, kekasihku. terimakasih sudah menemaniku mengakhiri usia 19 dan menemani mengawali usia 20. terimakasih sudah memberi warna baru dalam hidup. bagian terpenting ketiga dalam hidup. aku mencintaimu, sayang.
untuk sahabat, teman, dan kawan-kawan. untuk surprise nya, doa-doa nya, untuk canda dan tawa nya, untuk ingat hari lahirku, untuk setia menjadi sahabat, teman, dan kawanku. terimakasih atas ucapannya.








Sabtu, 22 November 2014

ngadu-ngadu gitu lahh

Diposting oleh ayuandita di 08.46 0 komentar
hai, untuk kesekian kalinya aku minta maaf sebelum melanjutkan tulisan ini.
akhir-akhir ini aku sering menggunakan blog sebagai media pengaduan yang cukup ampuh.
walau tak di baca oleh orang yang bersangkutan, aku sedikit lega. kali ini aku punya satu pengaduan lagi, mungkin harus kalian tahu.

Dear, ranggah..
mantan ketua umum di ukm fotografi kampus sekaligus partner hidupku, ada hal yang ingin aku sampaikan. maafkan kekasih sekaligus anak buahmu ini, sayang. aku bukan seorang tukang potret yang baik, tapi sungguh aku mencintai dunia itu. maaf jika nantinya aku terlihat tak pandai memotret. mengertilah aku mempunyai masalah pada menglihatanku. harus kuberitahu kau satu hal sayang, aku tak suka menghafal materi, tak suka mengingat setelah membaca, itu bukan aku sayang. aku tak pandai membagi ilmuku dalam wujud materi, tak pandai. aku tak bisa berkomunikasi dengan baik. aku bukan orang yang bisa berdiri dan berbicara di hadapan orang ramai, bukan sayang. maafkan kekasihmu ini. maaf jika aku terlalu takut untuk tampil di depan. kuberi kau satu contoh agar kau ingat betapa pengecutnya aku saat itu. setelah pameran pasca orpis, selalu akan ada sarasehan. kau lihat aku saat itu, sayang? tidak! aku menghindar. bagaimana aku bisa menjadi tukang foto yang baik, mempertanggungjawabkan fotonya saja ia tak bisa. sungguh payah aku ini. betapa menyesal aku, harusnya kau tahu itu sayang. bukan ingin banyak mengeluh, ya memang ini juga sebuah keluhan. tapi aku harap kau paham kenapa aku tak banyak bertindak jika ada sebuah pameran dan sebagainya. aku tak pandai berbicara, berkenalan saja caraku sama sekali salah. aku takut salah, aku adalah fotografer payah, penakut dan pengecut! iya, kusadari itu setelah aku berada di malang. maafkan aku sayang, mungkin aku akan tetap memotret untuk menyampaikan maksud yang tak bisa kuucapkan dengan kata-kata. mungkin itu, aku harap kau bisa mengerti jika aku selalu memperlambat kerjaku. bukan aku tak suka, tapii aaaaaah semoga kau memahami itu sayang. lain kali kau pasti tahu betapa cintanya aku pada dunia fotografi, olah digital dan lainnya. suatu hari kau pasti tahu, bahwa aku juga sedang berjuang untuk ukm x-flash yang letih kau bangun. tak hanya aku, kami ! percayalah sayang :')

tulisan ini kutujukan tak mesti untukmu sayang, ada banyak orang yang ingin kuberitahu. terpenting kamu..

Selasa, 21 Oktober 2014

dengarlah aku..

Diposting oleh ayuandita di 09.23 0 komentar
Dear, Emak..
Ay tahu, kadang emak kurang mempercayai anak perempuan emak yang satu ini. Emak sudah pasti teramat cemas ketika anak perempuan emak ini pergi jauh dari emak.Ay juga tahu, emak sering khawatir jika anak perempuan emak ini tak pernah menghubungi emak. Ay tahu betapa rindunya emak, betapa takutnya emak, betapa khawatirnya emak, dan betapa sayangnya emak. Ay tahu betapa emak selalu melindungi ay dari apapun, sekalipun dari marahnya bapak.
Mak, kadang ay bingung harus bagaimana meyakinkan emak dan bapak. Ay tahu, sejak kejadian pembunuhan lalu, kalian mulai lebih overprotectiv terhadap anak-anak perempuan kalian. Jujur saja, kadang ay menangis saat emak dan bapak mulai marah jika ay melakukan hal yang ay suka. Contoh saja saat ay upload foto berdua pasangan ay. Mak, abang dan pacar abang pernah upload foto, tapi? ah sudahlah mungkin karena mereka sudah dewasa. Lalu, ay?
Mak, ay tahu syarat awal pria idaman menantu emak dan bapak. "Pendidikan", bukan? Mak, pasanganku sekarang adalah salah satu pria yang sangat mengutamakan pendidikan. Emak bisa lihat nanti, bahwa pendidikan di keluarga mereka lebih tinggi dari kita. Tapi mereka penuh dengan kesederhanaan mak, sama seperti keluarga kita. Iya, mungkin juga kemapanan, seperti kata Adek yang selalu menyudutkan ay, seolah dia tidak yakin ay dapat pria baik-baik. Kurasa adek harus baca tulisan ay dengan baik kali ini.
Mak, sadarkah emak ketika seorang pria mendekatiku, apa yang emak tanyakan? "sudah bekerja apa belum dia, Nak?". Emak pernah tanya ke abang? kenapa abang belum kerja dan berani-beraninya abang memacari seorang gadis cantik yang sudah tak asing lagi di keluarga kita? abang sudah punya rumah, Mak? abang sudah tahu jika lulus nanti akan kemana, Mak? kenapa emak tak pernah marah membahas itu? Mak, pilihanku yang ini memang masih mahasiswa semester akhir, sama seperti abang. Dia masih menyusun skripsi, mungkin April ini dia baru wisuda. Tapi dia sudah punya rumah, Mak. Dia juga sudah tak susah mencari kerja pada saat lulus nanti. Dia menabung, Mak. untuk siapa? anak perempuanmu ini. katanya, "untuk menikahimu nanti, sayang".
Mak, dia juga tak mau jika ay tak selesai kuliah. Dia tunggu ay sampai ay wisuda dan bekerja. Ay juga butuh semangat, Mak. Ay lihat semua raut wajah teman-teman seusia Ay ketika merasakan cinta. Apa hanya mereka yang boleh? tanyakan pada bapak sebentar saja, Mak.
Mak, tolong katakan pada abang. Ay tidak sempurna, tidak begitu cantik, banyak sekali kurangnya. Ay tak bisa mendapat pasangan yang sempurna. Ay hanya butuh dukungan dari kalian, itu saja. Setidaknya kalian bisa ingatkan jika ay salah. Ay memilih dia, mungkin seperti alasan emak kenapa dulu memilih bapak, mungkin juga seperti alasan kenapa pacar abang memilih abang dan bertahan selama ini dengan abang.
Mak, saat di sini, kuliah ay sangat baik. Ay juga sedang belajar mengaji. katanya, "agama penting dari apapun". Emak pasti menaruh curiga yang besar. Jangan mak, jangan. Selama ay susah, dia yang selalu membantu ay. Ay habiskan uang bukan untuk hura-hura, murni tugas yang selalu membabi buta. Mak, dia yang bantu ay jika ay kesulitan mengerjakan tugas. Ay selalu dibawakan sarapan, mak. Dia juga mahasiswa, tak mungkin ay membebani dia. Kadang dia juga membantu mencari uang untuk menutupi semua tugas dan buku-buku yang harus ay beli. Mak, andai emak tahu yang sebenarnya. Tolong katakan pada bapak, Mak. 
Mak, trimakasih sudah mau merespon dengan baik saat ay sudah mulai memilih pasangan. Mak, bantu ay untuk meyakinkan bapak, ay bukan anak kecil lagi. Mak, bantu ay untuk tetap berjalan dengan benar. Mak, bantu ay untuk mewujudkan semua mimpi kalian. Mak, bantu ay untuk menjalani sesuatu dengan benar. Mak, katakan pada bapak, aku sungguh mencintai bapak. Pahamilah, Mak...

Jumat, 10 Oktober 2014

Mah, Pak..

Diposting oleh ayuandita di 08.24 0 komentar
Mah, Pak..
anakmu ingin bertanya satu hal, mungkin tak berani secara langsung. bolehkah anakmu ini sudah menyiapkan pasangan untuk hidupnya kelak? pada akhirnya anakmu akan pergi membangun sebuah keluarga kecil yang bahagia, bersama pasangan hidupnya. dimanapun kelak anakmu tinggal, tolong restui anakmu ini..
Mah, Pak..
anakmu sudah menemukan, anakmu tinggal menunggu restu. seusai study, anakmu ingin memohon izin. meminta kau mendo'akan anakmu ini, semoga anakmu tak salah melangkah. memang cepat rasanya berbicara seperti ini ditahun-tahun muda, tapi bukankah ini akan terjadi nanti?
Mah, ku katakan padamu. mungkin selera kita dalam memilih pria sama. anakmu ini pandai memilih, pilihan anakmu ini sama seperti pilihanmu, Mah. semoga kau sangat menyukai calonku, seperti kau mengingat kembali ketika kau memilih Bapak menjadi pasangan hidupmu 

Mah, Pak..
aku tahu, berat melepas anak perempuan kalian untuk pergi meninggalkan kalian begitu saja. apalagi bersama pria yang mungkin sekarang kalian belum tau bagaimana ia. tapi, janji anakmu ini bisa kau pegang. pria yang sedang kuusahakan ini juga mengusahakanku, Mah. bukan masalah terlalu muda bicara tentang pernikahan, tapi harus kau tau selama anakmu tumbuh besar, hanya pria ini yang berani melamar anakmu, menjanjikan hidup seatap dengannya kemudian dilengkapi dengan beberapa malaikat kecil kami nanti.
Mah, Pak..
apa anakmu ini terlalu cepat tumbuh besar? apa anakmu ini terlalu memikirkan hal yang seharusnya belum boleh anakmu fikirkan? Mah, anakmu ini mengingat kata nenek. dia bilang padaku, "menikahlah, jangan terlalu lama sebab kau akan tua dan renta.." sebelum ia meninggal, dia menyarankanku untuk menikah di usia 20. sedang aku masih hangat-hangatnya menjadi mahasiswi. tak apa, kurasa haruslah ada rencana untuk kedepan. sebab anakmu ini sudah bukan lagi anak ingusan, yang harus kau awasi terus menerus. anakmu ini akan jadi seorang istri dan ibu nantinya, sama sepertimu. anakmu ini akan dibilang hebat oleh anak-anaknya nanti, semoga saja aku sehebat kamu, Mah.
Mah, Pak..
anakmu ini tak minta banyak hal, cukup bimbing aku ketika jalanku mulai goyang, cukup beritahu kami jika kami melakukan kesalahan. anakmu sudah cukup dewasa, bisa mengerti mana baik dan buruk baginya. Mah, pria ini menjaga aku selama aku di malang. dia bisa kau percaya, Pak. dia bisa menjaga anakmu ketika Bapak dan Mamah tak bisa menjagaku, sebab jarak kita begitu jauh. 
Mah, Pak..
tahun depan dia akan datang meminta restu untuk hubungan kami. anakmu berharap kau tak terlihat seperti acuh tak acuh padanya. anakmu ingin kalian dengan senang hati menerimanya menjadi calon anggota baru keluarga kita. hargailah niat beraninya, sebab ia sudah berani mengenalkanku pada kedua orangtua dan keluarganya. Mah, tenang saja. jika menikah nanti, anakmu sudah beritahu apa saja yang harus ia punya untuk menghidupiku. ia bilang ia tak akan membiarkan aku hidup dalam kesusahan. kami berdua akan berjuang dan bekerja keras untuk hidup kami, nanti.
Mah, Pak..
sepertinya sudah cukup aku mengoceh dan membeberkan rencana masadepanku pada kalian. anakmu berharap kau lebih mengerti anakmu lagi. kali ini, Restui Kami..

 

a y u V a n d i t a Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review