Malam ini, jam yang sudah
tidak lagi menunjukan pukul 00.00. Entah siapa yang memulai pembahasan
menyakitkan ini, yang pasti aku terluka dalam, sekarang. Aku selalu membenci
topik tentang perbedaan, apapun itu. Bagaimana bisa aku menyukai topik itu?
Sedangkan itu adalah hal yang paling banyak melukaiku. Entahlah, tapi aku
memang benar-benar tidak menyukai pembahasan ini !
Bagaimana kamu bisa dengan
begitu santai menceritakan bahwa saudaramu begitu tak menyukaimu jika kamu
sanggup menikahi wanita yang berbeda keyakinannya denganmu? Bahkan saudaramu
sanggup akan membunuhmu jika itu terjadi. Dan bagaimana aku bisa mendengar itu
dengan santai pula? Ini menyakitiku.. Tapi begitulah, aku di uji saat
mencintaimu. Aku menyerah? Tidak sama sekali. Aku sudah begitu sering kalah,
kali ini untuk urusan hati aku tak mau kalah lagi.
Aku coba menahan tangisanku
malam ini. Tidak! Aku tidak boleh menangis. Tapi, ahhh airmata yang tidak bisa
ditahan lagi. Bagaimana bisa aku menangis hanya di dalam hati saja? Itu lebih
menyakitkan. Aku hanya menahan sedikit, sayang sekali jika ku habiskan semua
airmata ku untuk malam ini. Setidaknya aku sudah mempersiapkan banyak cadangan
airmata untuk hal yang memungkinkan aku menangis. Ahhh apa aku menginginkan
masadepan yang menyedihkan lagi? Tidak..Tidak..
Dadaku sesak, kata-katamu yang
begitu menusuk itu terngiang ditelinga. “aku kan udah pernah bilang badut, kita
gak akan mungkin bisa bersama”. Apa yang salah dengan kita? Apa yang salah
dengan perasaan kita? Apa yang salah dengan hubungan kita? Mengapa dunia
sekejam ini? Apa guna Tuhan cipta perbedaan? Kufikir agar kita yang berbeda
dapat bersatu, apa salah? Lalu seperti apa? Kasihan hatiku, harus bertubi-tubi
memelihara sakit yang sama. Berapa banyak sobekan dan luka-luka kecil yang
hatiku terima? Aku mungkin sudah tidak bisa menghitungnya. Tapi, entah apa yang
membuat aku gila, aku tak pernah merasa lelah jika terus terluka karnanya. Aku
sudah begitu siap dan luar biasa begitu siap. Aku sudah terbiasa dengan luka
ini, tidak mengapa. Aku masih bisa hidup walau penuh luka.
Mencintaimu memang tidak
semudah yang aku fikirkan. Mencintaimu memang lebih rumit dari pelajaran
Matematika. Tapi inilah yang membuat aku semakin ingin terus bertahan.
Mencintaimu membutuhkan banyak kesabaran, Mencintaimu membuatku berubah menjadi
orang yang benar, Mencintaimu adalah kesalahan terfavorit bagiku. Tidak masalah
seberapa banyak dan besar masalah dan tantangan yang harus ku hadapi nanti.
“AKU SIAP!!” teriak ku. Untuk segala kemungkinan yang ada, aku siap menghadapi
semua nya. Bahkan jika itu hanya kulewati sendiri.
Aku berbisik, “semua bisa
dilalui, tak ada yang mustahil, tak ada yang tak mungkin, tak bisa jika tak
mencoba, tak menang karna takut”. Aku merasa kembali kuat, setelah diskusi kita
malam ini dan setelah luka yang baru saja dibuat. Entah kenapa, aku semakin
yakin dan terus yakin. Rasanya aku semakin betah pada perasaan ini. Tak masalah
jika aku harus dikucilkan banyak orang karna perasaan gila ini, aku juga tidak
begitu masalah jika harus di caci maki oleh orang-orang terdekatku. Bukan
menentang, tapi aku hanya ingin membela apa yang harusnya menjadi hak ku! Aku
hanya ingin bahagia pada pilihanku, itu saja..
Untuk kamu, tidak mengapa jika
ingin meninggalkan aku yang sudah kamu bawa sejauh ini. Tapi, tidak mengapa
pula jika aku masih ingin bertahan memperjuangkan apa yang aku rasa, kan? Maaf
sudah membawamu pada masalah yang serumit ini. Aku tidak akan memaksamu untuk
menyamakan iman denganku, tetap pada keyakinanmu karna itu adalah keyakinanmu!
Aku tidak suka memaksa, apalagi kamu. Tetap menjadi dirimu sendiri, tetap
begini dan jangan berubah. Lagipula tak ada yang perlu kamu ubah, kamu sudah
cukup menyempurnakan aku. Dan untuk kesekian kalinya, aku akan tetap pada
pilihanku. KAMU!


0 komentar:
Posting Komentar